Friday, September 28, 2012

Kenapa takut ngomong langsung?



Saya heran dengan orang-orang yang jadian dan putus dengan pacarnya  melalui media.

Ini terisnpirasi dari cerita teman saya. Dia telah lama PDKT dengan seorang cewek dengan cara SMS-an. Entah dia dapat nomornya dari mana. Tiap hari SMS-an non-stop. Mulai dari mengucapkan selamat pagi saat baru bangun tidur, berbasa-basi ini itu, mencoba menarik perhatian si target dengan membuat lelucon-lelucon garing tentang masalah sehari-hari, sampai gombal-gombalan ala acara TV itu dikeluarkannya melalui SMS itu.
Untungnya sang target merespon SMS teman saya ini dengan baik. Lelucon garingnya itu dibalas dengan lelucon yang tak kalah garing. Namun isi percakapan mereka penuh emoticon bahagia. Setidaknya itu yang saya lihat.

Sampai pada waktu yang menurut dia tepat, akhirnya Dia nembak gebetannya itu melalui SMS. Diungkapkanlah semua isi hatinya itu melalui layar HP-nya itu. Setelah dikirim dan dijawab, ternyata si gebetan itu nerima dia. Dijawabnya lewat SMS juga. Jadian lah mereka itu. Resmi berpacaran hanya dari sebuah pesan singkat.

Nah, di sini yang sedikit menggelikan bagi saya. Kok bisa sih, ada orang yang bisa memulai suatu hubungan hanya dengan media seperti itu? Gimana cara membentuk komitmennya?
Kan, kata-kata di SMS itu bisa saja sudah dirancang jauh-jauh hari, direvisi, atau malah dikutip dari suatu sumber. Ah, ga banget deh.

Ya memang nggak salah sih, mengatakan isi hati lewat media. Tapi ini kan proses jadian.
Katakan Cinta.
Harusnya dikatakan dong, langsung dari mulut, dan diterima oleh kuping pendengar.

Jadinya si calon penerima cinta ini bisa dengar langsung intonasi suara si penembak. Terbata-bata atau tidak.
Bisa lihat ekspresi mukanya. Serius atau tidak.
Begitu pula si penembak, dengan ngomong langsung, dia juga bisa lihat wajah si calonnya. kira-kira udah mantep belum pilihan dia.

Memang, kebanyakkan orang akan grogi dan tak berani untuk mengatakan isi hati secara langsung kepada sang gebetan. Takut kalau ditolak, malunya ga ketulungan. Atau takut kata-kata yang sudah dirancang sebelum nembak, malah jadi kacau dan ngelantur.

Tapi menurut saya, sebagai laki-laki harusnya kita berani ngomong langsung tentang perasaan kita ke perempuan. Malah kalau perlu tatap matanya. Karna di situ kita bisa liat dia serius atau nggak sama kita.
Dan tentu saja, perempuan lebih suka laki-laki yang berani jujur dan melakukan eye contact sama dia. Percayalah.

Selain itu, jika kita menyatakan langsung secara empat mata, tentunya akan lebih sopan dan beretika daripada hanya lewat media. Media apapun itu. SMS, Chatting, Telpon, atau surat cinta.

Begitu juga saat putus cinta.
Menurut saya, tidak pantas jika suatu hubungan diakhiri begitu saja melalui satu pesan singkat. Kesannya sangat tidak etis. Karena yang mau diakhiri di sini suatu hubungan, suatu komitmen antara dua orang.
Harusnya bisa saling menghargai lah dengan komitmen itu.
Memang sih, kalau sudah kesal dan benci dengan orang yang hendak diiputuskan itu, rasanya malas dan sungkan untuk bertemu atau sekedar berbincang lagi. Takut ntar malah cinta lagi. Kan bisa gawat tuh jadinya. Hahaha.

Tapi, Ada etika dan norma yang tak tertulis dalam bagaimana memulai dan mengakhiri suatu hubungan percintaan. Kalau ia dimulai dengan baik-baik, harusnya ia dapat diakhiri dengan baik-baik pula.
Jangan gengsi, atau takut untuk ngomong langsung ke pasangan kamu mengenai apa yang ada di pikiran kamu.
Karena cinta itu milik 2 pihak.

Wahm, Ribet juga ya, masalah cinta ini.
Yang jelas, Bagi saya, Cinta itu perlu dihormati dan dihargai. Jika seseorang tidak dapat menghargai cinta, maka ia tak pantas untuk dicintai.

Hmm, bagaimana menurutmu?

No comments:

Post a Comment

saran dan kritik dipersilahkan . . . . .