Sunday, September 30, 2012

Hiperbola

Aku mencintaimu setengah mati.
Sampai terengah nafas nadi.
Aku merindukanmu setengah mati.
Sampai letih aku berlari.

Cinta!
Sebuah rasa sederhana
Pelepas dahaga sebuah romansa
Pembunuh segala logika
Pembawa bahagia seiring nestapa.

Rindu!
Dihatiku masih ada jejak
Sepucuk senja nan bijak
Seuntai rasa yang rusak
dan buih desir-desir ombak.

Mati!
Semakin lama semakin uzur
Menjadi debu karena hancur
Sudah lelah karena bertempur
Menjadi satu di dalam kubur


Cintaku menggelegar seantero bumi
Rinduku mengalir menganak sungai
Semuanya mati teriris dusta
Berkhianat membara di angkasa.

Puisi saya dimuat di Pontianak Post !!

Wah, Puisi saya dimuat di Pontianak Post !! :D
Puisi saya yang berjudul "Litotes" -yang juga pernah saya post di blog ini- itu memang kemaren saya iseng-iseng kirimkan ke redaksi Pontianak Post, eeh ternyata beneran dimuat.
Ini pertama kalinya puisi saya dimuat di media massa, jadi yaa saya senang sekali.. :D
berikut screenshot-nya :



Bisa juga di cek di sini untuk membaca e-paper korannya.

Saturday, September 29, 2012

Kebahagiaan

Kamu terus menerus bertanya mau saya apa.
Sebenarnya mau saya sederhana.
Saya ingin kamu bahagia. Itu saja.
Terserah bagaimana caranya.
Walaupun itu berarti kamu tak lagi milik saya.
Asal kamu bahagia saja.

Sejujurnya saya masih sayang kamu. Dan semua ttg kamu.
Tapi percuma.
Toh, saya bukan apa2 lagi.
Percuma juga saya menunggu kalau kamunya sudah menemukan kebahagiaan dengan org lain.

Jangan pikirkan bagaimana saya akan bahagia, pikirkan saja cara kamu membahagiakan diri kamu sendiri. Lakukan apa yang hatimu mau.
Jangan peduli apa kata orang.
Kalau kamu masih cinta dia, katakan saja.
Toh, itu akan mmbuat semuanya bahagia, kan?

Kamu Sudah Melakukannya.

Mengapa.
Mengapa kamu bilang kamu mau serius,
Kalau sekarang kamu hanya main-main.
Mengapa kamu membiarkanku mencintaimu,?
kalau hanya untuk pelampiasan.

Salah siapa?
Salahku,  terburu-buru menjemput rasa.
Salahmu, membalas cinta tapi tak mempertanggungjawabkannya.
Salahku, berharap terlalu tinggi
Salahmu, menghempaskan mimpi-mimpiku setelah kau bawa terbang tinggi.

Aku ini bodoh atau apa?
menyerahkan hatiku begitu saja.
Lalu dengan semua memori indah itu,
Kau lepas cintamu satu per satu.

Siapa yang bodoh?
Kau memberi harapan-harapan dan kejujuran manis.
Seolah aku paling istimewa
Padahal tak lebih utk membuatku kecewa.

Mengapa kau berkata sayang,
Kalau hanya untuk buat aku terjengkang.

Kau pikir aku rela melepasmu setelah janji-janji yang kau beri?
Munafik!

Masih membekas ditelingaku, saat kau berbisik bahwa kau sayang aku.
Apa itu semua dusta?
Hanya tipu daya?

Hanya mencari kesenangan.

Ah, Kamu sudah melakukannya.
Membuang sayangku hanya untuk dia.

Dari dulu pun aku sudah memberi kebebasan padamu.
Sekarang kau bebas seutuhnya.
Terserah lah.....

Ternyata hanya pelampiasan....

Apa rasanya jika pacar kamu mengaku bahwa ia masih sayang dengan mantannya?
Kamu hanya pelampiasan.

Marah. Itu pasti.
Kecewa. Tentu saja.
Merasa Dikhianati.

Ketika kamu memberi kepercayaan kepada seseorang, namun orang itu malah menyalahgunakan kepercayaanmu itu untuk menusukmu dari belakang, rasanya sakit sekali.

Rasanya seperti dibodohi. Harga diri seperti diinjak-injak.

Apalagi orang tersebut pernah mengisi hatimu dan orang yang kamu sayang dengan tulus. Ah, gila saja!!!

Saya jadi teringat lirik lagu dari Afgan yang berjudul Sadis.

"Terlalu sadis caramu
Menjadikan diriku
Pelampiasan cintamu
Agar dia kembali padamu
Tanpa perduli sakitnya aku

Tega niannya caramu
Menyingkirkan diriku
Dari percintaan ini
Agar dia kembali padamu
Tanpa perduli sakitnya aku

Semoga Tuhan membalas semua yang terjadi
Kepadaku suatu saat nanti
Hingga kau sadari sesungguhnya yang kau punya
Hanya aku tempatmu kembali
Sebagai cintamu"


Seperti yang pernah saya katakan di twitter sebelumnya,
"Orang yang kesehariannya baik, suatu saat akan jadi Berengsek juga."


Bodohnya saya,
Terlalu cepat memberi hati kepadanya.
Terlalu tulus mencintai dia.
berharap saya adalah orang yang dia mau.
padahal, saya hanya jadi pelampiasannya.

Ah, Sialan!
Saya hanya dijadikan pelarian. Padahal saya kan bukan seorang atlet lari. :(

Tapi setidaknya saya bersyukur.
Saya mendapat pelajaran hidup. saya jadi tau rasanya dikhianati, dan disakiti.
Sedikit banyak, pengalaman ini sudah membuat saya lebih berhati-hati dalam memberi hati.
Pengalaman ini membuat saya belajar untuk lebih dewasa.

Ah, Semoga pengalaman saya ini dapat kamu ambil hikmahnya, dan semoga kamu tidak mengalami apa yang saya alami.

Sudahlah. Biarkan dia bahagia.
Saya mau main bulutangkis saja.

Soundcloud

Soundcloud.com

adalah sebuah mikroblogging berbasis media suara yang menerupai jejaring sosial pada umumnya. Pengguna bisa meng-upload suara apa saja mulai dari lagu yang dicovernyaa, puisi, curahan hati, pidato, maupun lagu-lagu ciptaannya.

Situs ini cukup banyak menarik perhatian, khususnya pada para pemusik indie. Karena soundcloud dapat dengan mudah diakses dan gratis. Hanya saja, beberapa fitur di situs ini dapat diakses jika kita membayarnya. Hal ini sangat disayangkan tentunya. Belum lagi ada batasan download hanya 100 kali saja per lagu. Ya, meskipun itu bisa diakali dengan software seperti Internet Download Manager. Hehehe.

Saya juga beberapa waktu lalu membuat akun di soundcloud. Awalnya gara-gara ngedengerin Soundcloudnya si landakgaul , jadinya saya terinspirasi untuk membuat yang seperti itu.
Maklum, suara saya pas-pasan untuk bikin cover lagu. Belum lagi, saya tidak pandai memainkan alat musik.
Makanya saya pikir, buat curhatan gitu lebih keren daripada nge-cover lagu.

Isi soundcloud saya itu tentang curhatan saya sih. Curhatan sama seseorang gitu laah.
Waktu itu, saya buat untuk meluluhkan hati seseorang.
Hehe, jadi malu.

Kalau kamu penasaran, silahkan dengarkan saja langsung ke sini.
Pada awalnya mungkin kamu akan tertawa ngakak, tapi coba dengarkan dengan khusuk sampai akhir deh..
Oh ya, Jangan lupa memberikan komentar ya ?!

Friday, September 28, 2012

Kenapa takut ngomong langsung?



Saya heran dengan orang-orang yang jadian dan putus dengan pacarnya  melalui media.

Ini terisnpirasi dari cerita teman saya. Dia telah lama PDKT dengan seorang cewek dengan cara SMS-an. Entah dia dapat nomornya dari mana. Tiap hari SMS-an non-stop. Mulai dari mengucapkan selamat pagi saat baru bangun tidur, berbasa-basi ini itu, mencoba menarik perhatian si target dengan membuat lelucon-lelucon garing tentang masalah sehari-hari, sampai gombal-gombalan ala acara TV itu dikeluarkannya melalui SMS itu.
Untungnya sang target merespon SMS teman saya ini dengan baik. Lelucon garingnya itu dibalas dengan lelucon yang tak kalah garing. Namun isi percakapan mereka penuh emoticon bahagia. Setidaknya itu yang saya lihat.

Sampai pada waktu yang menurut dia tepat, akhirnya Dia nembak gebetannya itu melalui SMS. Diungkapkanlah semua isi hatinya itu melalui layar HP-nya itu. Setelah dikirim dan dijawab, ternyata si gebetan itu nerima dia. Dijawabnya lewat SMS juga. Jadian lah mereka itu. Resmi berpacaran hanya dari sebuah pesan singkat.

Nah, di sini yang sedikit menggelikan bagi saya. Kok bisa sih, ada orang yang bisa memulai suatu hubungan hanya dengan media seperti itu? Gimana cara membentuk komitmennya?
Kan, kata-kata di SMS itu bisa saja sudah dirancang jauh-jauh hari, direvisi, atau malah dikutip dari suatu sumber. Ah, ga banget deh.

Ya memang nggak salah sih, mengatakan isi hati lewat media. Tapi ini kan proses jadian.
Katakan Cinta.
Harusnya dikatakan dong, langsung dari mulut, dan diterima oleh kuping pendengar.

Jadinya si calon penerima cinta ini bisa dengar langsung intonasi suara si penembak. Terbata-bata atau tidak.
Bisa lihat ekspresi mukanya. Serius atau tidak.
Begitu pula si penembak, dengan ngomong langsung, dia juga bisa lihat wajah si calonnya. kira-kira udah mantep belum pilihan dia.

Memang, kebanyakkan orang akan grogi dan tak berani untuk mengatakan isi hati secara langsung kepada sang gebetan. Takut kalau ditolak, malunya ga ketulungan. Atau takut kata-kata yang sudah dirancang sebelum nembak, malah jadi kacau dan ngelantur.

Tapi menurut saya, sebagai laki-laki harusnya kita berani ngomong langsung tentang perasaan kita ke perempuan. Malah kalau perlu tatap matanya. Karna di situ kita bisa liat dia serius atau nggak sama kita.
Dan tentu saja, perempuan lebih suka laki-laki yang berani jujur dan melakukan eye contact sama dia. Percayalah.

Selain itu, jika kita menyatakan langsung secara empat mata, tentunya akan lebih sopan dan beretika daripada hanya lewat media. Media apapun itu. SMS, Chatting, Telpon, atau surat cinta.

Begitu juga saat putus cinta.
Menurut saya, tidak pantas jika suatu hubungan diakhiri begitu saja melalui satu pesan singkat. Kesannya sangat tidak etis. Karena yang mau diakhiri di sini suatu hubungan, suatu komitmen antara dua orang.
Harusnya bisa saling menghargai lah dengan komitmen itu.
Memang sih, kalau sudah kesal dan benci dengan orang yang hendak diiputuskan itu, rasanya malas dan sungkan untuk bertemu atau sekedar berbincang lagi. Takut ntar malah cinta lagi. Kan bisa gawat tuh jadinya. Hahaha.

Tapi, Ada etika dan norma yang tak tertulis dalam bagaimana memulai dan mengakhiri suatu hubungan percintaan. Kalau ia dimulai dengan baik-baik, harusnya ia dapat diakhiri dengan baik-baik pula.
Jangan gengsi, atau takut untuk ngomong langsung ke pasangan kamu mengenai apa yang ada di pikiran kamu.
Karena cinta itu milik 2 pihak.

Wahm, Ribet juga ya, masalah cinta ini.
Yang jelas, Bagi saya, Cinta itu perlu dihormati dan dihargai. Jika seseorang tidak dapat menghargai cinta, maka ia tak pantas untuk dicintai.

Hmm, bagaimana menurutmu?

Wednesday, September 26, 2012

(Seharusnya) Hari yang Berbahagia

26 September
Hari Rabu yang biasa saja, berjalan dengan semestinya. Pagi-pagi, saya sudah harus kuliah Fisika Dasar di kampus. Bersama junior-junior. Hahaha, nasib mahasiswa ngulang, jadi serasa udah tua banget kalo di kelas.
Beda 4 tahun dengan mereka, rasanya aneh saja. Harusnya di usia perkuliahan saya yang sudah memasuki semester ke-9 saya hanya tinggal mengerjakan Skripsi dan segala tetek bengeknya, bukan kuliah lagi kayak gini.

Tapi ada manfaatnya juga sih kuliah lagi. Selain emang karna saya ingin memperbaiki nilai, saya jadi ada motivasi untuk ngampus, mandi pagi, dan semangat untuk menyelesaikan kuliah tentunya. Melihat para junior ini, malu rasanya saya yang sudah "Setua" ini bermalas-malasan dalam menyelesaikan kuliah. Sementara mereka dengan penuh semangat dan optimisme, yakin ingin menyelesaikan kuliah secepat-cepatnya. Kalau bisa 3,5 Tahun. Duh! Saya jadi minder.

Setelah kuliah, kawan saya mengajak ke American Corner. Dia bilang, sertifikat International Class II yang kami ikuti kemarin sudah keluar dan dapat diambil.
Sesampainya di sana, ternyata sertifikatnya belum di-print, karena printernya macet pada tinta warna biru. karna kami diketahui sebagai mahasiswa Teknik Informatika, maka kami pun disuruh membantu Madam Stella memperbaiki Printernya itu.

Kenapa ya, Mahasiswa Teknik Informatika itu identik dengan "Dapat Memperbaiki Segala Permasalahan Komputer ?? Padahal apa yang kami pelajari itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan cara membetulkan printer, CPU, atau UPS.  Semua itu hanya alat bantu kami saja. Seperti Daun Ubi pada bungkusan nasi padang, sebagai pelengkap saja.
Ya, meskipun begitu, tapi kami coba sajalah. Toh lumayan, dapat Sticker sebagai tanda terimakasih. :p

Siang hari, setelah pulang dari berbincang di Lab Informatika dengan beberapa teman, entah kenapa rasanya saya ngantuk sekali... Lalu dengan masih berpakaian lengkap sepulang kuliah tadi, saya tertidur dengan posisi seperti kucing habis makan ikan asin. Terlentang.
(emang gitu, ya?)
Bangun dari tidur tak disengaja itu, saya malah mendapat kabar tak mengenakkan lagi dari pesan yang masuk ke ponsel saya.
Masalah Cinta. Ah! Sebaiknya tidak saya tulis di sini, bisa gawat. Mungkin nanti di lain kesempatan.


Selepas semua itu, sekitar jam setengah5 sore, saya menyiapkan "Pesta" untuk hari yang special ini. Ya, saya sudah menunggu datangnya hari ini.